Warga RT 6 Kelurahan Koperapoka Distrik Mimika Baru saat menyampaikan aspirasi dalam kegiatan reses Wakil Ketua II DPRD Mimika, Yohanes Felix Helyanan, SE, Senin (8/7/2024) /Foto : Redaksi
TIMIKA, (taparemimika.com) – Sejumlah warga di RT 6 Kelurahan Koperapoka, Distrik Mimika Baru, kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, masih mengeluhkan persoalan kebutuhan air bersih yang baru sebagian yang menikmati dan meminta agar proyek air bersih yang telan menelan ratusan miliar anggaran untuk segera diselidiki.
Hal ini disampaikan oleh warga dikelurahan Koperapoka kepada Wakil Ketua II DPRD Mimika, Yohanis Felix Helyanan, SE pada saat menggelar reses II, di RT 6 Kelurahan Koperapoka, Senin (8/7/2024).
Reses II anggota DPRD Mimika yang juga Wakil Ketua II DPRD Mimika, Yohanis Felix Helyanan, SE di RT 6 Koperapoka, dihadiri oleh Sekretaris Lurah Koperapoka Endang Susanto, Ketua RT 6 Irfandy, tokoh masyarakat dan warga Koperapoka tersebut, sebagian mengeluhkan air bersih yang pernah sudah diluncurkan oleh Pj Bupati Mimika Valentinus S Sumito akhir Desember 2023 lalu.
Wakil Ketua II DPRD Mimika, Yohanes Felix Helyanan, SE kepada wartawan usai menggelar reses II mengaku, warga Kelurahan Koperapoka kembali mempertanyakan soal kebutuhan air bersih yang pernah dijanjikan pemerintah bahwa 1.800 Sambungan Rumah (SR) sudah terealisasi, namun baru dinikmati sedikit warga.
Bahkan menurut Jhon Thie, warga meminta kepada DPRD untuk mendesak untuk mengaudit atau memeriksa seluruh anggaran yang sudah dikucurkan untuk progran air bersih.
“Warga menyampaikan aspirasi saat reses dengan meminta bahwa program air bersih belum bisa secara menyeluruh dinikmati warga Koperapoka, mereka meminta dewan untuk mengawasi bahkan menindaklanjuti kalau program air bersih itu belum sesuai atau tidak terealisasi secara menyeluruh, “kata Jhon Thie meniru apa yang disampaikan oleh warga Koperapoka.
Wakil Ketua II DPRD Mimika, Yohanis Felix Helyanan,SE foto bersama Sekretaris Lurah Koperapoka, Endang Susanto, Ketua RT 6 Irfandy bersama warga RT 6 Kelurahan Koperapoka/Foto : redaksi
Menanggapi soal air bersih yang sudah dialokasikan anggaran sejak tahun 2014 hingga saat ini telah menghabiskan anggaran mencapai ratusan miliar, Waket Ketua II berharap Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang untuk konsisten dan transparan sudah berapa rumah yang menikmati air bersih, lebih khusus warga yang bermukim di Kelurahan Koperapoka.
“Karena ada keluhan dari warga Koperapoka soal air bersih, makanya saya mempertanyakan program air bersih tersebut. Karena sudah cukup besar alokasi anggaran untuk proyek air bersih, maka PUPR harus benar-benar merealisasikan janjinya. Jangan hanya bunyi saja atau asal bapa senangnya saja akhirnya tidak jelas, ini yang akan ditindak lanjuti dan merekomendasikan program untuk bisa jadi atensi, “katanya.
Selain air bersih, warga juga menyampaikan beberapa aspirasi diantaranya, soal drainase, limbah pembuangan dari PLN, sampah, kamacetan di Jalan Bhayangkara, Pembangunan Kantor Kelurahan yang mandek, Posyandu sampai soal miras dan Kamtibmas.
Sementara Sekretaris Lurah Koperapoka, Endang Susanto mengatakan, masalah utama yang masih dikeluhkan oleh warga Kelurahan Koperapoka adalah masalah kebutuhan air bersih yang belum merata dinikmati warga.
“Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat urgent, sehingga pemerintah dalam hal ini PUPR harus segera menjawab kebutuhan masyarakat di kelurahan Koperapoka. Warga menagih janji pemerintah soal air bersih yang belum dinikmati, “ungkapnya.
Sementara Ketua RT 6 Koperapoka Irfandy berikan masukan untuk pembangunan drainase dan pelebaran jalan di RT 6.
“Untuk Jalan di RT 6 sudah terealisasi, namun lebar jalan masih kurang dan parit-parit juga harus dibangun dan ditutup sehingga bisa menjawab lebar jalan dan sampah tidak numpuk di drainase, “usul Irfandy. (tm1)