Suasana Pembukaan pelaksanaan kegiatan Saresehan Swayambara Tripaka Gatha (STG) dan Darmasanti Waisak 2568 tahun 2024, ditandai dengan pemukulan Tifa, yang berlangsung di Hotel Horison Diana, Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Jumat (31/6/2024)/Foto : redaksi
Timika, (taparemimika.com) – Kabupaten Mimika jadi tuan rumah pelaksanaan Saresehan Swayambara Tripaka Gatha (STG) dan Darmasanti Waisak 2568 tahun 2024, umat Buddha ini momen bersejarah.
Pelaksanaan kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Badan Kesatuan, kebangsaan dan politik (Kesbangpol) Yan Selamat Purba mewakili Plt Bupati Mimika, Johannes Rettob pada Jumat (31/5/2024) malam.
Hadir dalam kegiatan itu, Kementerian Agama Provinsi Papua, Sarono, S.Ag, Kepala Badan Kesbangpol Mimika, Yan Slamet Purba, Wakil Ketua II DPRD Mimika, Johannis Felix Helyanan, Wakil Ketua Pemabudhi Drs. Piandi, Sekretaris LPTG Pusat, Erwin Tjioe, Ketua panitia yang juga Ketua LPTG Papua, Susanto Pirono, Ketua Majelis Budhayana Indonesia Kabupaten Mimika, Jemmy Mulyono , Ketua FKUB Mimika, Drs Ignatius Adii dan pejabat lainnya.
Dalam sambutannya, Ketua panitia yang juga sebagai ketua LPTG Papua, Susanto Piron mengatakan, Kegiatan sarasehan swayambara tripitaka gatha (STG) dengan mengundang semua unsur yang memiliki keterlibatan yakni unsur pebimas buddha, pimpinan majelis keagamaan buddha, yayasan dan ketua ketua wihara dan Tokoh tokoh Buddha dari Tiga Provinsi, yakni Provinsi Papua, Papua Tengah dan Papua Selatan.
Semua ini dengan tujuan agar umat Buddha bisa saling mengenal antar pengurus dari masing masing daerah sehingga kedepan bila LPTG di tingkat nasional kami bisa kompak, bersatu dan mampu mengirim bibit bibit unggul yang mempunyai potensi.
Dengan semangat Sarasehan ini, umat buddha di Tanah Papua akan selalu ikut berpartisipasi menjaga kerukunan umat beragama dan secara khusus untuk umat buddha.
Tema Darmasanti Waisak kali ini adalah kesadaran keberagaman jalan menuju hidup luhur, harmonis dan bahagia. Dari tema ini kami semua berharap untuk bisa hidup dan bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi kehidupan mahkluk lain.
Ia mengaku, semua ini bisa terwujud bila kami mau untuk kembangkan rasa walasaaih hidup saling mengasihi sebagai penerus keagamaan, bisa bersama sama untuk saling peduli dan melayani sebagai pengurus keagaman hendaknya kita bisa berlaku jujur, tulus, yakin dan kebenaran sehingga tercipta keharmonisan.
“Momen bersejarah ini menjadi kesempatan kita untuk memperkuat ikatan tali silaturahmi kebangsaan dan harmonisasi antar umat beragama demi mewujudkan Indonesia yang rukun, damai dan sejahtera,”ungkapnya.
Adapun enam darma diantaranya adalah; Pertama, memancarkan cinta kasih dalam perbuatan sehari hari, kedua Menggunakan cinta kasih dalam berbicara dan bersikap, ketiga Mengarahkan pikiran pada kebajikan, keempat, Membagi kebahagiaan kepada orang lain, Kelima, Melaksanakan moral dan berusaha tidak melukai perasaan orang lain, dan ke-enam, Hidup harmonis dan tidak bertengkar karena perbedaan pandangan.
Kementerian Agama Provinsi Papua, Sarono, mengatakan, Pelaksanaan Saresehan Swayambara Tripaka Gatha (STG) dan Darmasanti Waisak 2568 tahun 2024, kali ini cukup istimewa, darmasanti yang digagas oleh LPTG Papua dengan menghadirkan seluruh Tokoh Agama Buddha dari Papua, Papua Tengah, dan Papua Selatan.
Kata dia, ni merupakan sebuah kerinduan yang cukup lama bagi umat buddha untuk berkumpul. Terima kasih kepada pemerintah daerah Kabupaten Mimika yang telah mendukung terlaksana nya acara ini.
“Selaku Pembimas buddha,Pernah saya utarakan agar pererat persatuan umat buddha, jangan sampai terpecah belah, maka tercetuslah pada malam hari ini,” sebutnya.
Sekretaris LPTG Pusat, Erwin Tjioe, memberikan apresai atas terselenggaranya kegiatan ini, dan Kegiatan ini biasa dilaksana setiap tiga tahun sekali.
Selain itu, Ia menjelaskan bahwa Dasar hukum pembentukan LPTG adalah peraturan Menteri Agama nomor 60 tahun 2016 . Yang lalu diperkuat dengan ketetapan menteri agama nomor 1468 tentang kepengurusan LPTG N periode 2022 – 2027.
“Jadi dengan landasan ini maka LPTG dapat membentuk di seluruh wilayah kesatauan RI. Jadi di Provinsi baru juga diharapkan membentuk LPTG di Provinsinya,” sebutnya.
Kata Dia, STG sendiri sudah berjalan ke 11 kali, jadi STG ke 1 – STG 9 itu pelaksanaan memang masih oleh direktorat. Sedangakan di STG 10 , baru diswastakan, dilembagakan dengan nama PLTG.
Pelaksanaan STG yang ke 11 lanjut ke 12 berjalan dengan lebih sportif, variatif, dan lebih bermakna.
“Tujuanya agar umat buddha dalam mengamalkan tripitaka bisa dengan banyak cara,” ungkapnya.(*tm1)