Anggota DPRP Papua Tengah dari Fraksi PDI Perjuangan, Yohanis Felix Helyanan,SE/Foto : redaksi
TIMIKA,(taparemimika.com) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (DPRP) Papua Tengah dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Yohanis Felix Helyanan,SE soroti minimnya tenaga kerja yang berasal dari Orang Asli Papua (OAP) yang bekerja di Bandara Mozes Kilangin Timika, kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Menurut Yohanis Felix Helyanan yang juga mantan Wakil Ketua II DPRD Mimika kabupaten Mimika Periode 2019-2024 ini, bahwa tenaga kerja yang ada di Bandara Mozes Kilangin Timika sangat miris karena tidak seimbang antara pekerja Non Papua dan OAP. Fakta dilapangan menggambarkan lebih banyak pekerja atau tenaga atau petugas adalah dari Non Papua dan kebanyakan adalah muka-muka baru di Timika.
“Bukan berarti membatasi para pekerja atau tenaga Dari luar, tetapi harus juga memprioritaskan dan lebih memberi kesempatan kepada putra-putri terbaik OAP dan lebih khususnya dari Amungme dan Kamoro. Kebijakan ini sesuai amanat Undang-undang Otonomi Khusus yang seharusnya lebih memberikan ruang dan kesempatan seluas-luasnya kepada daerah yaitu dengan memberdayakan tenaga-tenaga lokal lebih khusus di fasilitas-fasiltas umum seperti Bandara,”keluh Yohanis Felix Helyanan yang akrab disapa Jhon Thie kepada redaksi taparemimika.com saat diwawancarai di Bandara Mozes Kilangin Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, Rabu (29/1/2025).
Ditambahkan Jhon Thie, contoh seperti di Bandara Mozes Kilangin untuk tenaga atau pekerja yang membutuhkan keahlian dan spesifikasi khusus dapat diisi oleh tenaga dari Non Papua dari luar, tapi untuk job atau tenaga yang bersifat umum yang tidak membutuhkan skill atau spesifikasi khusus dapat dipercayakan kepada anak anak Asli Papua atau tenaga lokal.
“Contoh tenaga atau petugas khususnya di fasilitas seperti Bandara Mozes Kilangin harus juga mengakomodir lebih banyak pekerja OAP, khusus untuk tenaga-tenaga yang tidak membutuhkan skill dan kemampuan yang spesifikasi wajib diberikan kepada anak-anak Papua. Seperti tenaga pengamanan, counter tiketing, dan lainnya bisa diberdayakan OAP, dan harusnya dapat membina atau memberikan pelatihan khusus bagi tenaga kerja OAP biar bisa juga mereka miliki kemampuan dan skill yang sama,”katanya.
Aktifitas di Ruang Keberangkatan Bandara Mozes Kilangin Timika/Foto : dok
Jhon Thie yang merupakan anggota DPRP Papua Tengah dari Daerah Pemilihan 5 yang meliputi kabupaten Mimika berharap, dengan lebih banyak tenaga kerja OAP atau tenaga lokal di Bandara Mozes Kilangin Timika tentunya sebuah kebanggaan tersendiri dan penghormatan bagi masyarakat dan pemerintah yang tentunya dapat menggambarkan kearifan lokal.
“Ia mewakili masyarakat Kabupaten Mimika akan berupaya mendorong kepada pemerintah provinsi Papua Tengah, Majelis Rakyat Papua atau Pemda Mimika akan membuat Peraturan atau regulasi lebih pada kuota perekrutan tenaga kerja di fasilitas-fasilitas umum atau badan usaha milik negara atau pemerintah yang lebih berpihak kepada tenaga-tenaga kerja OAP,”ungkapnya.
Dan kepada Kementrian Perhubungan atau UPBU Bandara Mozes Kilangin Timika atau Fasilitas Umum lainnya, agar dalam perekrutan tenaga kerja lebih membuka ruang kepada anak-anak Papua. Salah satu contoh di Bandara Sentani Jayapura, para pekerjanya sudah seimbang antara OAP dan Non Papua.
“Kepada pemerintah pusat melalui Kementrian-kementrian terkait atau otoritas Bandara khususnya UPBU Mimika dapat merekrut tenaga OAP, sebab memberdayakan tenaga-tenaga lokal lebih khusus di bandara akan lebih ramah dan mengedepankan humanis karena mereka sudah sangat kental dengan karakter penumpang atau warga yang aktifitasnya melayani penumpang dan tamu-tamu yang datang di Timika,”sebutnya.
Masih kata Jhon Thie, dengan semakin banyaknya tenaga kerja atau petugas dari putra-putri Asli Papua tentunya dapat menepis muncul adanya kecemburuan sosial. (tm1)