Warga Keluhkan Sistem Drainase Dan Penutupan Sungai, Berdampak Mimika Rawan Banjir

Anggota DPRK Mimika dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Adrian Andhika Thie,S.sst,Par/Foto : redaksi

TIMIKA, (taparemimika.com) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Mimika dari Fraksi PDI Perjuangan mengungkapkan kondisi Mimika yang tingkat curah hujan cukup tinggi dengan system normalisasi sungai dan drainase yang tidak baik bisa berdampak terjadinya banjir, belum lagi dengan penutupan sungai (kali mati) oleh oknum warga semakin memperparah sistem aliran sungai.

Fenomena penutupan sungai yang kini lebih keren ditengah-tengah warga dengan ebutan kali mati, berdampak buruk bagi sistem aliran sungai dikala hujan yang turun berkepanjangan, dan ini banyak dikeluhkan warga.

Kondisi sungai dan kali yang kini semakin sempit belum lagi minimnya kesadaran warga yang sengaja membuang sampah di sungai semakin mengancam warga dikala hujan yang turun dalam waktu lama, sehingga perlu ada sosialisasi dan imbauan maupun tindakan tegas dari OPD tehnis.

“Dengan curah hujan yang cukup tinggi saat ini rentan terjadinya banjir dipemukiman warga, hal ini karena ada oknum warga yang sengaja membuang sampah dan menutup kali atau mengalihkan aliran air sungai. Akibatnya, debit air di sungai dan kali bisa menyusahkan warga lainnya karena luapan air ke rumah warga,”tegas anggota DPRK Mimika dari Fraksi PDI Perjuangan, Adrian Andhika Thie, di Grand Tembaga Hotel Timika, Kabupaten Mimika, pada Sabtu (22/3/2025) malam tadi.

Selama masa reses beberapa hari ini, banyak warga yang mengeluh karena pemukiman warga tergenang air karena luapan air sungai, dan penyebabnya karena ada penutupan kali dan warga membuang sampah ke sungai.

“Dari beberapa reses ini sebagian warga menyampaikan keluhan terjadinya banjir karena luapan dari sungai atau kali, karena itu OPD tehnis Dinas Lingkungan Hidup atau Dinas PUPR untuk turun kelapangan untuk melihat kondisi sungai dan kali,”pintanya.

Adrian mengaku bila sungai sengaja dimatikan dan terjadinya penumpukan sampah, bisa berdampak munculnya bibit penyakit seperti malaria, karena memunculkan jentik nyamuk dan bauh yang tidak sedap.

“Berharap kepada pemerintah dalam hal ini OPD terkait harus cepat merespon termasuk langkah-langkah untuk normalisasi sungai dan membuka penutupan sungai, jangan sampai ada masalah baru pemerintah turun. Karena kondisi ini sebenarnya sudah terjadi cukup lama, sehingga tak boleh berlarut-larut,”sebutnya.

Kesadaran warga untuk menjaga kebersihan lingkungan, kata Adrian juga menjadi penting. Sebab dengan minimnya kesadaran warga dalam membuang sampah berakibat fatal. Jadi peran warga, ketua RT, Kelurahan dan distrik sangat penting sehingga berbagai masalah dapat diselesaikan dan ada solusinya,”tutup Adrian. (tm1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *