Foto besama rombongan Komisi II DPRK Mimika, Sekretaris Disperindag Nitha Balla, Kepala Distrik Wania, Matias Sedan, Lurah Kamoro Jaya Musdalifa Sekewael, Lurah Wonosari Jaya, J.R Rahakbauw dan staff, di pasar Wonosari Jaya SP4, Jumat (9/5/2025)/Foto : husyen opa
TIMIKA, (taparemimika.com) – Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) bersama instansi terkait diantaranya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Distrik Wania, Kelurahan Wonosari Jaya dan Kelurahan Kamoro Jaya, mengunjungi Pasar Wonosarijaya (SP4), Distrik Wania Kabupaten Mimika pada, Jumat (9/5/2025).
Pasar Wonosari Jaya SP4 yang dikhususkan untuk Mama mama Papua tersebut yang sampai kini belum ditempati ditinjau oleh Komisi II DPRK Mimika didampingi Disperindag, Distrik dan Kelurahan dengan maksud mencari solusi dan inovatif agar bisa segera di aktifkan kembali.
Rombongan komisi II dipimpin langsung oleh Ketua Komisi Dolfin Beanal, Wakil Ketua Mariunus Tandiseno, Sekretaris Adrian Andhika Thie dan anggota lainnya, Dessy Putrika Ros Rante, Merry Pongutan, Billianus Zoani, dan Derek Tenouye.
Turut pula mendampingi rombongan Komisi II DPRK Mimika, dari Disperindag diwakili oleh Sekretaris, Nitha Balla bersama sejumlah staff, Kepala Distrik Wania, Matias Sedan, Lurah Wonosarijaya, J.R Rahakbauw dan Lurah Kamoro Jaya, Musdalifa Sekewael dan beberapa staff distrik.
Rombongan dalam kunjungannya melihat secara dekat kondisi pasar, lahan pagar, kebersihan hingga kondisi bangunan pasar. Disela-sela meninjau kondisi pasar SP4, berbagai masukan dan saran disampaikan langsung oleh Kepala Distrik, Kelurahan dan penjaga pasar.
Kepala Distrik Wania, Matias Sedan menjelaskan bahwa pedagang Mama mama Papua memilih berjualan di perempatan Lampu Merah SP1-SP4 lantaran tidak nyaman karena pembeli tidak nyaman bila harus memasuki pasar Mama mama Papua.
Komisi II DPRK Mimika saat meninjau dan berdiskusi Soal Pasar Mama mama SP 4, Jumat (9/5/2025)/Foto : husyen opa
“Beberapa waktu lalu pernah mereka kembali berjualan, hanya karena sepi pembeli karena lokasinya pasar agak kedalam akhirnya mereka kembali ke perempatan lampu merah. Namun kami berusaha terus untuk imbau pedagang agar kembali menempati lapaknya yang ada di dalam pasar,”terangnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Lurah Wonosari Jaya J.R Rahakbauw bahwa kita terus berupaya untuk mencari solusi agar pedagang bisa kembali menempati pasar tersebut, namun butuh koordinasi dengan sejumlah pihak untuk bisa mengembalikan pedagang kembali.
Ketua Komisi II DPRK Mimika, Dolfin Beanal menyebutkan untuk mengaktifkan kembali pasar Mama mama tersebut perlu keseriusan dan inovatif dan kerjasama antara Disperindag, Distrik dan Kelurahan, sehingga pasar tersebut bisa ramai dan tertarik untuk datang berbelanja.
“Harus ada inovasi dan keseriusan serta kerjasama yang baik untuk bisa mengaktifkan kembali pasar ini, yaitu agar semua pedagang berbagai jenis kebutuhan ada di dalam pasar,”sebut Dolfin.
Hal senada Wakil Ketua Komisi II, Mariunus Tandiseno menuturkan agar pasar Mama mama Papua yang sudah dibangun harus difungsikan dan dapat ditempati oleh para pedagang.
Komisi II DPRK Mimika saat meninjau dan berdiskusi Soal Pasar Mama mama SP 4, Jumat (9/5/2025)/Foto : husyen opa
“Pasar Wonosari Jaya ini harus kembali difungsikan, untuk itu semua pihak dan isntansi terkait butuh sinergitas dan kerjasama agar tegas untuk mengembalikan penjual. Pasar ini harus diaktifkan, tak boleh dibiarkan begini akan rusak,”cetusnya.
Sementara Sekretaris Komisi II, Adrian Andhika Thie mengatakan kunjungan ke pasar Wonosari Jaya sebagai tanggungjawab dalam pengawasan sehingga memastikan program dalam rangka menopang penjual Mama mama Papua bisa mandiri dan dapat meningkatkan kesejahteraan.
“Pasar Mama mama Papua ini jadi atensi Komisi II DPRK Mimika, karena proyek ini sudah dibangun sejak tahun 2018 namun belum juga difungsikan. Kita tinjau untuk memastikan kondisi fisik pasar, soal sampah, lahan dan kebersihan, sehingga kita nanti akan hearing dengan OPD terkait. Apa alasan sehingga pasar Mama mama Papua ini tidak digunakan, ini yang kami mau tahu,”terangnya.
Dijelaskan Adrian bahwa ada masukan pihak Distrik maupun Lurah bahwa pasar yang dibangun posisinya kurang strategis, termasuk komoditi yang dijual juga masih tidak semua terpusat. Termasuk masalah tempat parkir pembeli karena lahan pasar yang harus lebi luas.
“Lokasi pasar Mama mama Papua ini tidak strategis atau sepi pengunjung sehingga pedagang kembali berjualan di perempatan Lampu Merah. Ini yang akan menjadi atensi Komisi II untuk ditindak lanjuti agar bisa segera diaktifkan,”katanya.
Usai meninjau langsung kondisi Pasar Mama mama Papua di SP4, rombongan Komisi II, Disperindag, Kadistrik dan Kelurahan melanjutkan pertemuan di kediaman Wakil Ketua Komisi II, Mariunus Tandiseno. Dalam diskusi ini, sejumlah keluhana, aspirasi dan saran serta pendapat mengemuka dalam diskusi santai sambal santap siang bersama. (tm1)